Rabu, 11 November 2009

Preman Internet - Fokus fokus fokus dan fokus

pernahkah Anda mendengar atau mempunyai teman seperti ini ??

orang mau belajar google adwords ama amazon karena banyak temannya yang dapet cek dari amazon. Terus mau lagi belajar SEO, karena temennya make money dari jasa menaikkan website kliennya. Gak cukup liat lagi temennya jagoan eBay, apapun bisa dijual ama dia, bahkan ranting nemu ditengah jalan pun bisa dijual dan make money $800, akhirnya ikut2an lah dia belajar. Bulan depan belajar lagi ama temannya gimana seh caranya koq dari list-building bisa make moneynya gampang ,tinggal kirim-kirim eMail doank. dan seterusnya dan seterusnya :) . Pertanyaan Saya, mungkin dia ini adalah yang paling pintar karena hampir menguasai keseluruhan bagaimana caranya bisnis di Internet. Tapi kalo ditanya incomenya ?? … NOL BESAR..

Koq Saya bisa tau ?, gejala penyakit ini bukan cman ada di Indonesia doank boo.. Bahkan Internet Marketer kelas dunia pun sudah pernah bilang seperti ini. Anda lebih baik, jagoan di 1 bidang sampai master. Sampai kalo orang ingat Anda karena spesialisasi Anda.. Jangan orang sampai bingung, sebenarnya dia itu paling jagonya dimana seh ??

Fokus, fokus dan fokus lah pada 1 hal yang paling Anda sukai (ingat bukan yang paling Anda bisa). Karena dari suka akan berubah menjadi bisa dan master. Bisa bukan berarti Anda bisa menjadi master dengan cepat, tapi bisa ada kemungkinan karena dulunya dipaksa , akan lebih baik kalau Anda suka akan sesuatu hal.

Jika Anda membaca buku good to great, Ada 1 kisah tentang rubah dan landak. Rubah ini adalah orang yang sangat pintar sekali, belajar banyak jurus. Tapi landak ini hanya tahu 1 jurus Saja, yakni menggulung dan mengeluarkan duri. Sontak saja, setiap kali si rubah ingin menganggu si landak, pasti akan lari terbirit-birit karena terkena duri dari si landak. Ini karena si landak hanya menguasai 1 jurus, dan dia ulangi terus-menerus sampai master. Coba kalau si Landak belajar lari, lompat menghindar, atau menggali lubang, sudah pasti tertangkap duluan sebelum sempat melakukan ketiga hal tersebut. Inilah kuncinya dari belajar internet marketing , selama Anda mengikuti gerakan si landak, belajar 1 hal dan terus menerus diulangi hingga menjadi master, maka sukses di Internet Marketing sudah terlihat di akhir perjalanan Bisnis Anda di Internet.

Demikian dari Saya, semoga bermanfaat bagi Anda.Jika Anda ingin mendapatkan Ilmu atau tips dan trik tambahan Anda bisa mendapatkan eBook karangan teman Saya, Peter Kohar
secara Gratis di http://www.premaninternet2.com/?ke=1518

Ingat Fokus fokus fokus dan fokus

Preman Internet - 7 Cara Menghasilkan Duit dari Internet

Pada tulisan Saya yang kali ini, Saya mengambilnya dari eBook Preman Internet,
yakni ada 7 cara menghasilkan uang dari Internet. yakni :
- website konten
- resale right
- product creation
- affiliate marketing
- forum
- domain parking
- services

Mungkin dalam tulisan kali ini tidak mungkin Saya bisa membahas semuanya,
Saya akan menjelaskan Salah satunya, yakni services. salah satu services
yang dapat menghasilkan uang adalah dengan membuat website konten.

Yang pertama sekali mungkin akan saya bahas adalah Website Konten,
Cara menghasilkan duit dari website konten lebih banyak dari iklan-iklan yang
terpampang di dalam website tersebut, karena website konten sendiri lebih fokus
kepada memberikan informasi secara gratis dengan demikian pemilik website konten
akan lebih banyak memberi. Contohnya blog yang bagus adalah JohnChow.com

Jika Anda langsung mengakses kesana terlihat jelas di sisi kanan dan kiri dari website tersebut terisi begitu banyak banner-banner.
Perlu diingat blog dan website portal juga termasuk dalam website penyedia konten,
blog juga sarana memberikan informasi apalagi website portal semacam detik.com .
Pemilik website konten lebih fokus memberi terlebih dahulu baru menerima

belakangan dari biaya pemasangan iklan dari orang lain yang tertarik untuk
memasang iklan di website tersebut.

Saran saya bagi yang ingin memilih jalur ini : Lebih banyak Waktu daripada Uang
( yah jangan sampai ga ada uang sama sekali juga yah ;p) Karena untuk mengupdate
konten saat awal-awal tentunya membutuhkan waktu Anda sendiri, jangan pernah
meng-outsource hal-hal yang belum terbukti menghasilkan, karena sebelum
mengeluarkan biaya Anda harus sudah lebih tau dahulu berapa ROI yang akan Anda
dapatkan. Setelah Anda mendapatkan profit dari sana, baru Anda gulung profit
tersebut untuk menggaji GhostWriter ( Penulis bayangan ) untuk melanjutkan
konten di website Anda.

Demikian dari Saya, jika Anda merasa ini bermanfaat dan ingin mendapatkan tips
dan trik lainnya,Saya mempunyai seorang teman ahli internet marketing, Peter Kohar
yang akan membagikan eBook-nya Preman Interent secara Gratis
silahkan mengunjungi http://www.premaninternet2.com/?ke=1518

Preman Internet - Bagaimana Mendapatkan $1.185,33 dalam waktu 1 hari

Sesungguhnya banyak sekali cara untuk mencapai pendapatan tersebut dalam waktu 1 hari.
Tapi ijinkan Saya membeberkan cara yang revolusioner ala Preman Internet.
Memang cara yang akan diajarkan tidaklah mudah, tapi akan membuat Anda mendapatkan income tersebut secara konsisten.

Yang perlu Anda perhatikan dalam Bisnis Internet Anda adalah, sudahkah Anda memiliki jumlah subscribers list yang mengunjungi website Anda.
Jika Sudah, sudahkah Anda secara konsisten memberikan tips atau sekadar say hi kepada mereka.
bangunlah hubungan baik dengan list Anda. Karena dari sinilah Saya menghasilkan $1.185,33.

Tanpa bisa mendatangkan traffic yang bagus pun, Anda tidak bisa menghasilkan uang,
sangat dibutuhkan traffic yang berkualitas, bukan traffic yang bisa Anda beli,
biasanya itu adalah traffic sampah.

Inti dari cara Saya ini adalah bagaimana Anda bisa
menghasilkan uang dari 1 kali mengirimkan eMail kepada list Anda.
Jangan berharap pertama kali Anda mengirimkan eMail bisa mendapatkan hal besar seperti Saya,
tentunya butuh waktu untuk bisa mendapatkan hasil yang sama.

Demikian dari Saya, Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih banyak lagi, Anda bisa mendapatkannya secara Gratis sebuah eBook Preman Internet karya teman Saya Peter Kohar sebuah panduan untuk memajukan bisnis internet Anda,
Anda bisa mendapatkannya di sini :
http://www.premaninternet2.com/?ke=1518

Selasa, 10 November 2009

Rhenald Kasali






















Bangsa ini Miskin Entrepreneurship


Rhenald Kasali bicara tentang keterbatasan marketing dalam menembus pasar. Pakar bisnis dan ketua program pasca sarjana ilmu manajemen FE-UI itu menekankan pentingnya pendekatan holistik. Kelak, ia ingin mengikuti jejak Stephen Covey.


Sejak masih remaja, daya pikat Rhenald Kasali dalam berbicara sudah menonjol. Paling tidak, itu lah kesaksian Rano Karno, aktor film dan sinetron, kawan sebangkunya ketika masih di sekolah menengah pertama. "Dari dulu dia sudah bicara dengan meyakinkan," kata Rano, pada sebuah kesempatan.
Hingga kini daya pikat itu masih memukau. Itu pula yang antara lain membuat Rhenald, pakar manajemen dan ketua program pasca sarjana ilmu manajemen FE-UI, melesat menjadi satu diantara sejumlah pakar bisnis yang suaranya didengar dan diacu oleh para pelaku usaha di Tanah Air.
Sebagai cendekiawan, doktor ilmu manajemen dari Universitas Illionis at Urbana-Campaign ini mengaku tak ingin terkurung hanya di kampus almamaternya. Ia merambah dunia luar, bergaul dengan ilmuwan bidang lain, berbicara kepada para pelaku bisnis, lewat seminar atau talkshownya di televisi. Selain sebagai akademisi, lewat RKS (Rhenald Kasali) Management ia menyelenggarakan jasa konsultansi manajemen. Di televisi, ia menjadi host acara Bedah Bisnis Rhenald Kasali, acara yang menampilkan para entrepreneur sukses dari berbagai bidang dan penjuru Indonesia.
"Otak manusia seperti parasut. Ia baru bekerja kalau terbuka," katanya, menjelaskan mengapa ia tak pernah mau hanya berada di menara gading kampusnya. Ia pun mengundang orang luar, para praktisi, menjadi pengajar di program yang ia pimpin. Mulai dari Robby Djohan dan Abdul Gani, dua bankir kenamaan, Phillip Purnama, eksekutif Bogasari yang lulusan Harvard, Bambang Bhakti, mantan eksekutif Coca Cola dan kolumnis WartaBisnis, dan banyak lagi.
Perkenalannya dengan Phillip membawanya pula berhubungan dengan Michael Porter, Guru Bisnis paling top dunia. Di sini ia pun tak membuang kesempatan. Bersama Phillip yang merupakan asuhan langsung Porter, Rhenald memprakarsai kuliah jarak jauh Porter setiap pekan untuk para mahasiswanya. Disamping itu, ia masih menjadi dosen terbang di program magister manajemen di berbagai universitas negeri, ke Lampung, Tanjung Pura hingga Bali. "Tiga tahun lagi masa tugas saya di sini selesai. Saya bercita-cita punya semacam padepokan seperti Stephen Covey. Mengajar tentang leadership. Saya sungguh tertarik tentang topik itu," tutur dia.
Beberapa dekade lalu ia selalu merasa cemburu dengan naik daunnya para ekonom makro sebelum ini. Menurut dia, topik-topik ekonomi makro selama ini memang sangat populer, berkat dukungan media massa. Namun, topik semisal pemasaran, kurang mendapat perhatian. Ia tak menyerah. Berkat pengalamannya bekerja sebagai wartawan, ia pun menulis di berbagai media massa, walau pun di sejumlah jurnal ia juga meluangkan waktu. Tulisannya mendapat sambutan hangat.
Di kampus UI di Depok, ruang kerjanya yang mungil tetapi resik dihiasi sejumlah perangkat teknologi informasi, yang ia akui membantu dia mengakses 'dunia.' Sebuah suasana kontras dengan keadaaan kantornya dahulu. Soalnya, ketika pertamakali diminta membenahi program pascasarjana UI itu dulu, ia mengaku kantornya adalah sebuah ruang di pojok, dekat tempat sampah. Mahasiswanya bisa dihitung dengan jari, uang di kas hanya Rp5 juta. Kini program yang diasuhnya diikuti tak kurang dari 200 mahasiswa, yang wangi, modis dan pintar.
Wartawan WartaBisnis Eben Ezer Siadari, Telly Joko Triyono dan wartawan foto Alfian, mewawancarainya di ruangan itu, Selasa, 28 Oktober. Sebuah foto besar dirinya bersama keluarga tergantung di dinding, menampakkan dirinya duduk bercengkrama dengan istri dan kedua anaknya. "Sudah semuanya. Saya orangnya nggak ngoyo. Happy saja," kata dia ketika ditanyakan apakah ada diantara cita-citanya yang belum tercapai.
Isu-isu marketing, selama 10 tahun terakhir sangat populer di Indonesia. Mungkin belum bisa menggeser isu-isu ekonomi makro, tetapi ia makin menarik banyak minat. Apa yang mendorong meningkatnya isu-isu itu?
Rhenald Kasali
: Saya kira itu tidak bisa lepas dari Hermawan Kertajaya. Ketika itu dia baru lepas dari Sampoerna, dia seorang direktur di sana, dari perusahaan besar. Terus kemudian dia bicara marketing, dia datang tepat pada waktunya, di saat kita sedang mempersoalkan perusahaan-perusahaan kita yang seperti tumpul ujungnya. Hermawan datang dengan mengatakan, "Ini ujungnya harus diasah."
Apa yang Anda maksud dengan ujung tumpul?
Ketika kita lihat data BUMN semuanya pada kolaps, semuanya pada rugi. Pada saat itu Cacuk Sudarjanto mulai selesai memperbaiki Telkom. Ketika Cacuk meninggalkan Telkom, Telkom itu seperti badan yang baru teradiasi virus. Bergeliat, dan mereka mencari orang, sehingga salah satu pasar yang diributin orang saat itu adalah Telkom sebetulnya. Di situlah, tiba-tiba marketing mendapat energi. Sementara di sisi lain, ketika itu Iwan Jaya Azis dari FE UI berangkat ke Amerika. Pasar para ekonom makro lagi kosong.
Seberapa penting sebenarnya pendekatan ekonomi makro bermanfaat bagi dunia bisnis?
Kita menyadari bahwa macro is necessary but not sufficient. Necessary, karena deregulasi perbankan itu kan makro. Pendekatan fiskal, moneter, bagaimana menggerakan perekonomian, itu makro. Tetapi disadari pula bahwa bank pun memerlukan marketing. Sementara itu ekspor kita terus dipacu. Perdagangan luar negeri kan tujuannya untuk memacu ekspor dan memperluas lapangan pekerjaan. Maka marketing seperti mendapat energi. Dan disitu lah kita melihat, ada perbedaan pemikiran, apalagi setelah krisis perekonomian 1998. Bahwa economics dan marketing berbeda dalam membaca pasar.
Maksudnya?
Economics dalam membaca pasar memakai kaca mata daya beli. Sedangkan kami orang marketing melihat pasar itu adalah kekuatan dari keinginan membeli. Bagaimana pemerintah menstimulasi perekonomian?. Dengan tingkat bunga rendah, inflasi rendah. Barang tersedia. Sedangkan kami mengatakan well, jangan turunkan harga minyak goreng Bimoli dan Filma. Perbanyak lah minyak goreng komoditi. Dalam arti minyak goreng curah. Filma itu dipakai oleh orang-orang kaya. Meskipun diturunin harganya, tidak menstimulasi permintaan. Orang kaya membeli karena brand bukan karena harga.
Yang kedua, ternyata ekonomi makro bicara mengenai aggregate demand. Sedangkan kita bicara mengenai segmented demand. Maka kita ajarkan segmentasi. Tahun 1998 itu saya luncurkan buku saya tentang itu. Lagi-lagi kita mengubah cara pandang mereka. Kita bicara tentang brand saat itu. Kita saat itu mengkritik perekonomian yang memberikan subsidi pada aggregate demand. Kepada total market. Bensin murah. Gua sih seneng aja. Tapi saya pikir tidak adil. Masa kita dapat subsidi yang sama dengan supir bis, supir mikrolet, dengan orang yang jualan sayur, kan tidak adil. Kita semua disubsidi. Yang harus disubsidi kan mereka. Kita merampas haknya orang miskin. Kan gitu. Dengan kata lain, subsidi itu harus segmented. Cuma caranya nggak ketemu di pemerintah. Karena mereka pake cara makro untuk membaca segmentasi. Tapi kita sudah memberitahu mereka. Hey, pasar tidak begitu.
Yang ketiga, orang makro melihat pasar selalu komoditi. Per Kategori. Permintaan otomotif, permintaan properti. Kalau kita nggak. Kita bilang permintaan Toyota Kijang tahun ini gimana. Timor abis, Toyota Kijang bagus. Tapi kalau ekonom akan bilang pasar otomotif akan hancur. Karena dirata-rata semuanya.
Sementara itu, di kalangan praktisi bisnis sendiri terdapat pula perdebatan yang seru tentang seberapa penting dan dominan pendekatan marketing dibanding pendekatan lain dalam pengelolaan perusahaan. Menurut Anda?
Nah, di sini setelah ujungnya diasah, 'kereta api' sudah mulai bergerak. Awalnya kan mati. Begitu dikasih lokomotif baru, marketing tadi, kita bergerak. Tetapi kita pun segera melihat kok negara-negara lain sudah bergerak lebih cepat. Ibaratnya mereka sudah punya kereta api supercepat, kita masih saja naik Parahyangan, Jakarta Bandung, masih 4 jam, masih banyak rintangan. Lantas saya berpikir, kalau mau jalan kenceng, lokomotif jangan hanya ditaruh di depan. Ada tiga lokomotif, di depan, di tengah dan di belakang. Lokomotif ini lah yang kita sebut manajemen. Yang di depan marketing . Namun, kalau dia nyundul-nyundul sementara rangkaian yang dibawa panjang dan jalan lambat, maka dalamnya harus dibenahi. Itu sebabnya saya pergi belajar ke Michael Porter mengenai strategi. Bukan lagi sekadar marketing.
Jadi Anda lebih sebagai pakar strategi daripada pemasaran?
Gua ngga tau. Terserah pasar. Tapi saya pikir, marketing tidak hanya bisa sebagai marketing. Orang akademik mengatakan marketing is not just marketing, its marketing management. Kalau orang yang berasal dari lapangan, praktisi, mereka bilang marketing. Kita dari dunia akademik tidak bisa mengajarkan hanya marketing, kita harus mengajarkan marketing sebagai alat manajemen. Maka disitu ada planning, organizing, how did you develop the organization? Ada leadership, controlling. Nah ini dibikin menyangkut manajemen. Menyangkut resources, menyangkut purchasing, keuangan, menyangkut accounting, dan perusahaan bisa untung bukan hanya karena dari marketing, tapi karena banyak hal. Disitulah kita perlu kesadaran, dan belakangan Philip Kotler menyadari dalam bukunya Marketing Move. Sayang di Indonesia tidak populer. Dia bilang holistic marketing. Dia ngomong dari value exploration .Di-explore dulu value-nya, terus harus ada value creation, baru value delivery. Selama ini orang marketing selalu fokus pada value delivery. Padahal itu baru ujungnya. Philip Kotler menyatukan hal ini. Beliau mengatakan ini holistic marketing. Marketing yang utuh. Dua ini kan strategi.

Kalau ditarik lebih jauh kepada sebuah negara, bagaimana Indonesia semestinya mengkombinasikan pendekatan makro dan marketing ini untuk meningkatkan daya saing?
Kalau kita ingin meningkatkan keunggulan Indonesia, kuncinya adalah produktivitas. Produktivitas itu landasannya hanya tiga. Pertama social capital. Sayang, para politisi sering merusak social capital. Social capital ini adalah dorongan dalam masyarakat yang memungkinkan anggota-anggotanya melakukan koordinasi dan kerjasama. Kalau social capital tidak dibangun, tidak ada kepercayaan. Bisnis akan susah. Mau ngomong apapun tidak akan jalan.
Kedua trust. Social capital itu modalnya trust. Anda datang ke Thailand, mata orang itu baik, sementara Anda turun di Gambir, mata jealous. Trust ini penting sekali. Kalau tidak ada trust, perusahaan-perusahaan Indonesia tidak akan pernah menjadi perusahaan besar. Semuanya akan jadi perusahaan kecil. Italia yang low trust melahirkan perusahaan kecil. Kalau di higher trust society seperti Amerika, Eropa Barat bisa melahirkan Siemens, GE, Boeing. Karena itu mereka lari ke capital market lari ke labor market. Mengambil orang dari labor market, ngambil modal dari capital market. Karena kita trust-nya rendah, orang lari ke IMF, istri, mertua, family. Modalnya modal keluarga. Labor-nya dari keluarga. Semua. Tidak akan pernah perusahaan keluarga dipercaya oleh masyarakat.
Yang terakhir adalah entrepreneurship. Kita baru mulai. Maka saya sangat serius bikin acara televisi tentang entrepreneurship. Bangsa ini miskin entrepreneurship. Kenapa, karena ngomongin pribumi melulu. Padahal, tidak ada cerita yang jadi pengusaha adalah pribumi. Orang Cina yang jadi pengusaha adalah Overseas Chinese. Di Cina yang jadi pengusaha bukan the mainland Chinese. Yang di Cina daratan adalah petani dan birokrat. Yahudi yang berhasil adalah Yahudi perantauan, bukan Yahudi di Israel. Orang Padang yang merantau lah yang jadi pengusaha. Yang di sana jadi petani, ulama, ketua adat. Pengusaha yang perantauan akan mulai dari bawah, tanpa kredit bank, sudah jadi, baru pinjam untuk pengembangan. Mereka tidak manja. Dan saya mengatakan ini karena ada teorinya. Bukan common sense.
Maksudnya?
Ada yang disebut dengan refugee mentality. Ada suatu penelitian yang dilakukan di Amerika dan Eropa, yang mengatakan orang jadi pengusaha karena mempunyai mentalitas pengungsi. Di Indonesia banyak pengusaha yang tidak sekolah. Lalu banyak orang nyimpulin bahwa kalau ingin sukses drop out aja. Ntar dulu. Yang sarjana (sukses) juga banyak. Saya punya list-nya. Yang drop out jadi penganggur lebih banyak lagi. Tidak terhingga. Jadi tidak bisa lihat satu sisi. Tapi ada teorinya educational refugee bisa mendorong orang menjadi entrepreneur. Karena dia pendidikannya rendah, cari kerja susah, kalau dia punya spirit, punya motivasi dia bisa bikin sendiri. Lama-lama bisa. Pemilik Bakmie Japos, misalnya. Bapaknya meninggal waktu dia masih kecil. Sekolah dia jualan koran di kampus. Sekolah tidak selesai, drop out. Akhirnya dia jualan mie. Dia jualan di pinggir jalan, dia merenung, merenggut setiap hari di rumahnya, di Japos. Jual ini gagal, nasi uduk gagal, akhirnya ketemu mie, mie-nya enak, bikin warung kecil laku, bikin dua, laku. Itu lah educational refugee.
Contoh lain Ibu Mooryati Soedibyo, anaknya sudah mulai besar, suaminya sudah mulai pensiun. Bingung, ngapain. Refugee yang tadinya ngurusin anak menjadi ngurusin yang lain. Iya kan. Banyak lagi jenis 'mental pengungsi' yang lain, mulai dari yang educational parental hingga political refugee.
Sekarang Anda bekerjasama dengan Michael Porter. Apa sebenarnya yang Anda inginkan?
Saya sebenarnya tidak memilih bekerjasama dengan dia. Sebagai ketua program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen UI, saya sedang mendalami marketing, terus saya berkenalan dengan Phillip Purnama, eksekutif di Bogasari yang muridnya Michael Porter. Selain itu Michael Porter mempunyai gagasan menjalin kerjasama dengan 14 negara dalam mengembangkan teori Cluster. Saya sebenarnya menyuruh orang lain, tetapi Harvard dan Pak Phillip menginginkan saya. Jadi saya berangkat juga. Dalam teori menajemen, bagi problem seorang intelekual adalah terlalu bergaul dengan lingkungannya sendiri. Maka produknya adalah hasil dari 'incest.' Jadinya cripple. Kalau 99% dosen di PTN bergaul dengan sesama dosen di universitas tersebut, menikah dengan sesama dosen, melakukan penelitian hanya dengan sesama dosen, maka hanya akan terjadi incest. Dari dulu saya biasa keluar. Ilmu saya biasanya di challenge oleh orang luar. Saya berinteraksi dengan berbagai disiplin ilmu. Ketemu Phillip Purmana, keahliannya dengan keahlian saya saya kawinkan. Dia dari Harvard tapi masih baru di bidang marketing. Saya minta dia ngajar di UI. Meskipun S1-nya bukan dari UI. Ternyata dia tertarik dan bisa mengembangkan.
Apa yang Anda pelajari dari Porter?
Dari Michael Porter itu yang match dengan saya, karena dia bisa membantu lokomotif yang saya sebutkan tadi. Yang menarik adalah saya sudah dalami entrepreneurship, saya sudah dalami marketing, sekarang saya mendapatkan strateginya. Di depan itu marketing, strategi itu di tengah, dan entrepreneurship di belakang. Itu yang saya dalami.
Contohnya begini. Sesuatu dihasilkan bukan hanya karena dari marketing. Mesin fax dunia itu pasarnya US$5 miliar. Tapi tidak ada satu pun pemainnya di Amerika yang masuk dalam industri. Dulu ada Xerox, tapi Jepang ada 40-an. Korea sekitar 5 perusahaan. Kenapa? Ceritanya di Amerika mereka tidak percaya mesin fax. Karena tulis tangan dianggap payah. Kalau di Jepang kalau pake mesin ketik atau e-mail dianggap tidak sopan. Maka di Jepang fax ini adalah future industries. Demand ini yang mendorong telekomunikasi dibuka. Di Amerika harus bayar. Di Jepang input sektor sudah ada, dan trampil. Nah ini tidak bisa dijelaskan oleh marketing. Ini karena demand condition. Jadi jika ada orang marketing yang frustasi, maka saya akan mengajak untuk melihat ke tengah dan dibelakangnya, yakni strategi dan entrepreneurship tadi.***


Pakar, Entertainer dan Endorser

Rhenald Kasali dikenal serbabisa. Sebagai penulis, ia telah menulis lebih dari 10 buku yang dipakai luas dalam bisnis dan pendidikan. Lebih dari 500 tulisannya tersebar di media masa utama nasional dan beberapa jurnal. Aktivitasnya bejibun. Selain Ketua Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen FE-UI, ia mengajar di berbagai universitas lain. Ia juga menjadi komisaris independen di PT Indofarma dan PT Dirgantara. Meraih gelar doktor dari Universitas Illinois at Urbaha Champaign, akhir tahun lalu ia menerima undangan dari Harvard University, dan bersama Michael Porter membahas Teori Cluster untuk diterapkan di Indonesia.
Rhenald juga populer sebagai host pada acara Bedah Bisnis Rhenald Kasali di TPI. Jamu Tolak Angin Sido Muncul mempercayainya pula sebagai salah seorang endorser. Lewat RKS Management yang ia dirikan, ia menyelenggarakan training dan konsultansi bisnis. Sementara itu Pemerintah Indonesia mempercayainya menjadi anggota tim juri penghargaan untuk para eksportir (Primaniyarta) dan anggota komisi independen divestasi BII dan Bank Lippo.
Tinggal di Jakarta, ia menikah dan telah dikaruniai dua orang anak.

© Eben Ezer Siadari dan WartaBisnis, No 20, Nov 2003


Senin, 09 November 2009

Mario Teguh Golden Moment

DIA YANG MAU-NYA HANYA YANG GRATIS,
memiliki kesempatan kecil untuk menjadi mampu membeli.


...........

Sahabat Indonesia yang baik hatinya,

Mudah-mudahan sapa saya malam ini menemui Anda dalam kedamaian dan kegembiraan bersama keluarga dan kerabat terkasih.

Berikut adalah sebuah tulisan sederhana yang tersusun dari keprihatinan saya dalam mengamati bagaimana sebagian dari saudara kita - lebih sibuk mengupayakan menerima pemberian yang gratis, daripada sibuk membangun kualitas diri yang mampu membayar yang dibutuhkannya.

Please kindly enjoy, absorb, and apply.

………..

Mario Teguh Golden Moment
Dia yang mau-nya hanya yang gratis, memiliki kesempatan kecil untuk menjadi mampu membeli.


………..



Dia yang mau-nya hanya yang gratis, memiliki kesempatan kecil untuk menjadi mampu membeli.

Ingatlah bahwa yang menjadi fokus Anda, akan tumbuh.

Maka orang yang memfokuskan seluruh perhatiannya hanya untuk menemukan kesempatan makan gratis, menonton gratis, baju gratis, menginap gratis, tumpangan kendaraan gratis, pulsa telepon gratis, dan semua yang gratis,

akan kehabisan stamina mental dan tenaga fisik yang dibutuhkannya untuk membangun nilai pribadi yang menjadikannya pantas dibayar.

Dengan ketertarikan untuk tidak membayar, dia menjadikan dirinya tidak memiliki kualitas yang pantas untuk dibayar.

Karena dia dihargai rendah oleh lingkungannya, dia semakin tersemangati untuk mengupayakan apa pun yang tidak harus dibayar.

Maka menjadi semakin ahli-lah dia dalam mencari yang gratis-gratis, dan semakin tidak memiliki waktu dan energi untuk mampu melakukan apa pun yang memantaskannya bagi bayaran.

Tetapi …,

kemudian …,

dia menyalahkan kehidupan.

Dalam keluhan panjangnya, yang mengisi masa-masa panjang penantian datangnya yang gratis,

dia mengeluhkan ketidak-adilan dunia, dia menyalahkan pemerintah, dia menyalahkan orang tua yang tidak kaya, dia belajar membenci orang-orang yang menjadi kaya karena kejujuran dan kerja keras, yang dituduhnya tidak bersedekah.

Dia menyalahkan semua orang kecuali dirinya.

Tetapi,

dia kecewa dengan diri dan kehidupannya.

Dan tetapi lagi,

setiap kali orang menawarkan pekerjaan yang akan menjadikannya berhak bagi bayaran, dia akan bertanya:

Boleh minta mentahan-nya saja?

Langsung sajalah, ada uangnya nggak? Uang dulu dong, baru kerja!

Kalau ada uang, baru kita bicara!

(tetapi, menurut yang pernah berhubungan dengannya,
setelah menerima uang, dia akan ingkar janji …)

………..

Untuk orang seperti ini, seribu malaikat pun tidak akan bisa membantunya.

………..

Lalu, lihatlah satu rekan kita yang lain,

yang bekerja keras mengupayakan pendapatan yang penuh berkah bagi keluarganya,

yang mungkin mengeluh juga karena kecilnya pendapatan,

tetapi, tidak mengurangi kesungguhan kerjanya,

karena dia sadar, bahwa semakin kecil yang didapatnya, harus semakin keras dia bekerja.

Dia selalu mengulangi nasehat dari seorang rekannya yang lebih tua darinya; bahwa

Jika kecil yang kau hasilkan, harus semakin besar kesungguhan kerja mu.

Jika engkau setia dengan nasehat ini, engkau akan menghasilkan lebih untuk pekerjaan yang sama.

Dan jika engkau tetap setia dengan nasehat ini, engkau akan akhirnya menghasilkan lebih,
untuk sedikit pekerjaan yang dikerjakan oleh orang lain untuk mu.

………..

Maka janganlah hanya menginginkan yang mudah.

Janganlah keinginan mu untuk yang mudah, menjauhkanmu dari belajar menguasai yang sulit.

Sesungguhnya, karena kemampuan mu lebih besar daripada semua kesulitan mu, kehidupan ini yang sebetulnya sama sulitnya bagi semua orang, akan tampil sangat mudah bagi mu, dan akan berlaku sangat ramah kepada mu.

………..

Inginkanlah yang mudah, tetapi jangan lupakan keharusan mu untuk menjadi lebih kuat.

Bukan pemberian yang mudah yang akan memudahkan hidup mu,
tetapi kemampuan yang menjadikan mu pantas bagi semua pemberian besar - yang tidak mudah untuk didapat itu, yang akan menjadikan mu penegak kehidupan yang berjaya.

………..

Sekarang,

berdirilah tegap, berjalanlah gagah, tataplah dunia dengan ketajaman mata mu yang ramah, berbicaralah dengan kelembutan yang tegas, berlakulah dengan penuh hormat, dan muliakanlah setiap jiwa yang kau sentuh.

Sana …,

jadikanlah diri mu berguna.

Bergaullah engkau,
bersahabatlah dan libatkanlah diri mu dalam pergaulan dengan orang-orang baik,
lakukanlah yang baik,
upayakanlah rezeki yang baik,
tumbuhlah dalam kerja keras yang menggembirakan mereka yang kau layani,
lalu pulanglah engkau dengan perasaan damai,
kembali ke rumah untuk mengistirahatkan diri dan hati mu,
dalam pelukan penuh canda dan tawa
bersama belahan-belahan jiwa mu yang kau sebut keluarga itu.

………..

Adikku yang dititipkan ibumu kepada ibuku,

Sayangilah diri mu, sebagaimana Tuhan menyayangi mu,
agar Tuhan melengkapkan pemuliaan diri dan kehidupan mu,
sebagaimana yang telah direncanakan-Nya bagi mu, bahkan jauh sebelum kelahiran mu.

Hati mu memberi-tahu mu, bahwa Tuhan menyayangi mu, dengan menggantungkan air mata di pelupuk mu, dan memasang penyekat di tenggorokan mu.

Ikhlaskanlah diri mu bagi pemuliaan oleh Tuhan.

Jangan tolak pengertian tulus dari hati mu.

Engkau jiwa yang terkasih bagi Tuhan.

Maka muliakanlah penciptaan mu, dengan menghindarkan diri mu dari bersikap dan berlaku yang tidak memuliakan diri mu sendiri.

………..

Sahabat-sahabat saya yang dikasihi Tuhan,

Begitu dulu ya?

Mudah-mudahan catatan sederhana di atas dapat menemani Anda dalam membangun kesadaran dan penghormatan yang tinggi mengenai nilai Anda bagi kebaikan kehidupan banyak orang.

Berlakulah penuh hormat kepada diri Anda sendiri.
Dia adalah orang besar, yang sedang menantikan pembesaran yang menjadi tanggung-jawab Anda.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan erat nanti.

Please convey our warmest super regards to your loved ones.

Terima kasih dan salam super,

Mario Teguh

Sabtu, 07 November 2009

TIPS MOTIVASI DARI MARIO TEGUH

Tips Motivasi Mario Teguh


Anda pasti kenal dengan Mario Teguh sang Inspirator yang wajahnya sering menghiasi salah satu TV swasta di Jakarta, dan juga seorang bergerak di bidang Bussiness Efectiveness Consultant. Selain wajahnya yang teduh sekaligus pembawaannya dalam menyampaikan yang khas. Tentu yang takkan pernah terlupakan adalah tips dan motivasinya. Berikut ini adalah Tips Motivasi dari Mario Teguh mudah-mudahan menjadi pemompa semangat bagi kita yang ingin maju.

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan

Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
baik, maka andalah yang akan dicari uang

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan